Membuat kontrak adalah bagian penting dari setiap kesepakatan yang melibatkan dua pihak atau lebih. Kontrak yang baik dan mengikat secara hukum tidak hanya melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat, tetapi juga dapat mencegah perselisihan di masa depan. Namun, banyak orang yang melakukan kesalahan saat menyusun kontrak, yang dapat berakibat fatal. Dalam artikel ini, kita akan membahas lima kesalahan umum yang sering dilakukan saat membuat kontrak dan bagaimana cara menghindarinya.
1. Kurangnya Kejelasan dalam Bahasa yang Digunakan
Apa yang Salah?
Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan adalah menggunakan bahasa yang ambigu atau tidak jelas dalam kontrak. Ketidakjelasan ini dapat menyebabkan perbedaan interpretasi di antara pihak-pihak yang terlibat. Sebagai contoh, jika sebuah kontrak menyebutkan “pengiriman barang akan dilakukan dalam waktu yang wajar,” istilah “waktu yang wajar” dapat memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang.
Cara Menghindarinya
Selalu gunakan istilah yang jelas dan spesifik. Hindari jargon hukum yang rumit jika tidak diperlukan. Jika memungkinkan, tentukan waktu dan jumlah secara jelas. Misalnya, alih-alih mengatakan “dalam waktu yang wajar,” lebih baik menyebutkan tanggal tertentu untuk pengiriman barang.
Contoh: Jika Anda memberikan layanan pengiriman, spesifikasikan bahwa pengiriman akan dilakukan dalam 7 hari kalender setelah pembayaran diterima.
2. Tidak Memastikan Semua Pihak Menandatangani Kontrak
Apa yang Salah?
Tidak semua pihak terlibat menandatangani kontrak adalah kesalahan umum lainnya. Ketika satu pihak menandatangani kontrak, tetapi pihak lain tidak, kontrak tersebut dapat menjadi sulit untuk ditegakkan. Ini terutama berlaku dalam situasi di mana bisnis atau individu berpindah-pindah.
Cara Menghindarinya
Pastikan semua pihak yang terlibat dalam kesepakatan menandatangani kontrak. Jika ada pihak ketiga yang juga terlibat dalam kesepakatan, mereka juga harus menandatangani. Selain itu, penggunaan tanda tangan elektronik dapat mempermudah proses ini, terutama ketika pihak-pihak yang terlibat berada di lokasi yang berbeda.
Contoh: Dalam sebuah perjanjian kerja sama antara dua perusahaan, pastikan bahwa moralitas untuk saling berkomitmen dijelaskan secara mendetail dan ditandatangani oleh perwakilan dari kedua perusahaan.
3. Mengabaikan Persyaratan Hukum yang Berlaku
Apa yang Salah?
Setiap negara memiliki undang-undang dan regulasi terkait kontrak yang mungkin harus dipatuhi. Mengabaikan persyaratan hukum ini dapat membuat kontrak Anda tidak sah dan berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari. Kesalahan ini sering kali muncul ketika pihak-pihak tidak menyadari peraturan atau hukum yang berlaku di wilayah tempat mereka beroperasi.
Cara Menghindarinya
Selalu lakukan riset tentang undang-undang yang berlaku sebelum menyusun kontrak. Jika perlu, konsultasikan dengan pengacara atau profesional hukum untuk memastikan bahwa kontrak Anda memenuhi semua persyaratan hukum. Ini sangat penting untuk kontrak yang melibatkan sejumlah besar uang, aset, atau tanggung jawab hukum.
Contoh: Dalam banyak kasus, kontrak sewa properti harus mematuhi undang-undang perlindungan penyewa tertentu; jika tidak, kontrak tersebut mungkin tidak dapat ditegakkan.
4. Mengabaikan Ketentuan Pengakhiran Kontrak
Apa yang Salah?
Tidak mencantumkan ketentuan pengakhiran juga merupakan kesalahan umum. Ketika situasi berubah atau satu pihak tidak memenuhi kewajibannya, penting untuk memiliki prosedur yang jelas untuk mengakhiri kontrak tanpa membingungkan pihak lain.
Cara Menghindarinya
Sertakan ketentuan tentang bagaimana dan kapan kontrak dapat diakhiri. Ini bisa meliputi alasan untuk pengakhiran, prosedur yang perlu diikuti, dan konsekuensi dari pengakhiran tersebut. Dengan cara ini, semua pihak akan tahu apa yang diharapkan jika ada kebutuhan untuk mengakhiri kontrak.
Contoh: Kontrak layanan dapat mencakup ketentuan bahwa salah satu pihak dapat mengakhiri kontrak dengan pemberitahuan tertulis 30 hari sebelumnya jika salah satu pihak melanggar ketentuan kontrak.
5. Tidak Melakukan Tinjauan Ulang Sebelum Menandatangani
Apa yang Salah?
Satu lagi kesalahan umum adalah tidak melakukan tinjauan akhir terhadap kontrak sebelum menandatangani. Ini bisa berakibat fatal, sebab ada kemungkinan adanya kesalahan atau ketidaksesuaian yang belum terdeteksi.
Cara Menghindarinya
Selalu lakukan tinjauan ulang menyeluruh terhadap kontrak sebelum ditandatangani. Bacalah dengan cermat setiap pasal dan ketentuan, dan pastikan Anda benar-benar memahami apa yang Anda setujui. Jika perlu, konsultasikan dengan seorang profesional hukum untuk mendapatkan perspektif objektif.
Contoh: Seseorang mungkin telah mendapatkan kontrak kerja yang baik, tetapi tanpa membaca seluruh isi, dia bisa melewatkan klausul yang merugikan, seperti batasan non-kompetisi yang terlalu ketat.
Kesimpulan
Kontrak yang baik adalah kunci untuk mencapai kesepakatan yang sukses antara pihak-pihak yang terlibat. Menghindari kesalahan umum saat menyusun kontrak dapat membantu melindungi kepentingan semua pihak dan mencegah perselisihan di masa depan. Dengan selalu memastikan kejelasan bahasa, mendapatkan tanda tangan semua pihak, mematuhi hukum yang berlaku, mencantumkan ketentuan pengakhiran, dan melakukan tinjauan ulang yang menyeluruh, Anda dapat menyusun kontrak yang kuat dan efektif.
Berkaca pada pengalaman dan penelitian yang telah dilakukan, menyusun kontrak dengan hati-hati bukan hanya sebuah langkah, tetapi merupakan investasi terhadap kerangka kerjasama yang lebih stabil di masa depan.
